Page 4 - SOP Uji ELISA LPB PMK
P. 4

1.  PENDAHULUAN
                  1.1.   Penyakit Mulut dan Kuku (PMK)
                         Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) adalah penyakit epizootika dengan daya tular tinggi (highly

                         contagious)  pada  hewan  berkuku  genap/belah  yang  paling  ditakuti  di  dunia  karena
                         menimbulkan kerugian ekonomi dan sosial yang tinggi.  Penyakit ini ditandai dengan adanya

                         pembentukan vesikel/lepuh dan erosi di mulut, lidah, gusi, nostril, puting, dan di kulit sekitar
                         kuku. Penularan PMK melalui pernafasan, dapat tersebar melalui angin, lalu-lintas bahan-bahan
                         makanan, ternak, vaksin yang tercemar virus PMK, dan melalui reproduksi. Gejala klinis yang

                         ditimbulkan dapat bervariasi tergantung galur virus PMK yang menyerang, jumlah virus, umur
                         dan jenis breed hewan, host dan derajat kekebalan dari host. Gejala bervariasi dari yang ringan

                         sampai yang tidak tampak dan bahkan sampai berat. Pada sapi terjadi demam (pyrexia), tidak
                         mau  makan  (anoreksia),  gemetaran,  pengurangan  produksi  susu  selama  2-3  hari.  Terjadi
                         lepuh-lepuh  yang  terbentuk  di  dalam mulut.  Lepuh-lepuh  ini mudah  pecah 24  jam setelah

                         terbentuk sehingga isinya mudah keluar dan meninggalkan erosi. Adanya infeksi sekunder akan
                         menunda kesembuhan lesi (Subronto 1997). (OIE 2018).  Pada kambing dan domba, pyreksia,

                         pincang  dan  lesi  ringan  pada  oral,  lesi  pada  kaki  sepanjang  mahkota  band  atau  ruang
                         interdigital lesi pada dental pad. Pada babi terjadi pyrexia. Setelah PMK dinyatakan bebas di
                         Indonesia tahun 1986, maka saat ini PMK merupakan penyakit eksotis (penyakit yang tidak ada

                         di suatu negara, tetapi dapat ditemukan di negara lain) bagi Indonesia.
                  1.2.   Etiologi

                         Penyakit ini disebabkan oleh enterovirus yang sangat kecil dari famili Picornaviridae, Genus
                         Aphtovirus. Ada tujuh tipe virus PMK, yakni A, O, C, Asia1¸ South African Teritorry (SAT) 1, 2,
                         3. Setiap tipe virus PMK masih terbagi lagi menjadi sub tipe dan galur (strain). Virus penyebab

                         PMK  ini  berdiameter  10  –  20  milimikron  dan  terbentuk  dari  Ribonucleic  acid  (RNA)  serta
                         diselubungi oleh protein.

                  1.3.   Diagnosa Penyakit
                         Diagnosa PMK di lapangan dilakukan berdasarkan gambaran epidemiologi PMK yang  hanya
                         menyerang ruminansia dan babi dengan morbiditas tunggi dan kasus kematian (case fatality)

                         yang rendah, gejala klinis seperti pincang, lepuh-lepuh di mulut dan hypersalivasi yang disertai
                         demam. Sedangkan diagnosa laboratoris bisa dilakukan dengan isolasi, serologis (ELISA) dan
                         molekular  (PCR).  Mengingat  penyebaran  penyakit  sangat  tinggi,  maka  uji  molekular  PCR

                         merupakan uji yang direkomendasikan OIE.






                                 SOP UJI LIQUID PHASE BLOCKING (LPB) PMK Pusat Veteriner Farma 2020 | 4
   1   2   3   4   5   6   7   8   9