Satker BLU Kementan, Pusvetma Luncurkan E-Commerce Vetmalance
Pusat Veteriner Farma (Pusvetma) sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) Kementerian Pertanian, hari ini telah resmi luncurkan penggunaan aplikasi berbasis android. Aplikasi pemasaran online Vetmalance (Veteriner Farma Layanan Cepat).(7/72021)
Acara peluncuran aplikasi Vetmalance ini ternyata mendapat sambutan baik serta telah dinantikan oleh hampir seluruh stakeholder maupun dinas-dinas yang terkait. Hal ini terbukti animo peserta yg hadir mendekati 500 room peserta yg bergabung melalui aplikasi virtual Zoom meeting.
Tampak hadir mengikuti acara yakni Dirkeswan, para Kepala UPT lingkup Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, PB PDHI, para Kadis Perternakan/Pertanian, stakeholder, serta dari Universitas.
Acara bertajuk Ngopi (ngobrol pintar) dalam rangka World Zoonosis Day dengan tema Penyediaan Vaksin di era pandemi covid-19 serta Grand Launching e-commerce Vetmalance ini menghadirkan pengembang aplikasi serta pembicara dari Pusvetma sendiri tentunya.
Direktur Kesehatan Hewan, Dr. drh. Nuryani Zainudin, M.Si dalam pembukaan dan peresmian peluncuran penggunaan aplikasi e- commerce Vetmalance menyambut baik inovasi ini. "Aplikasi ini dibuat sebagai respon perkembangan zaman dan wujud transformasi pelayanan Kementan untuk memberikan layanan kepada masyarakat secara lebih luas, cepat dan mudah" ujar Nuryani dalam room secara virtual pada hari ini, Rabu 7 Juli 2021
Nuryani menjelaskan bahwa Pusvetma sebagai UPT Bidang Kesehatan Hewan yang telah ditetapkan sebagai Satker Badan Layanan Umum dan satu-satunya instansi pemerintah yang memiliki tupoksi untuk penyediaan vaksin hewan, antisera, dan bahan biologik yang turut berperan aktif dalam pengendalian zoonosis dan pemberantasan penyakit hewan
“Kami menaruh harapan besar pada Pusvetma untuk selalu melakukan terobosan dan inovasi dalam menghasilkan produk produk bermutu dan berkualitas sebagai karya unggulan anak negeri” ujar Nuryani.
Ia menambahkan karya anak bangsa yang diluncurkan pada hari ini sangat penting sebagai bentuk kontribusi Ditjen PKH dalam upaya dalam mengendalikan dan menanggulangi zoonosis di Indonesia, karena masih dalam momen peringatan Hari Zoonosis Sedunia atau yang lebih dikenal dengan World Zoonoses Day.
“Untuk mendukung kesehatan dan kesejahteraan masyarakat, Ditjen PKH memastikan bahwa Kementan terus melakukan program khususnya terkait pencegahan/pengendalian penyakit hewan yang dapat ditularkan ke manusia (zoonosis)” ujar Nuryani.
Di Indonesia terdapat 15 zoonosis prioritas yang perlu dilakukan pengendaliannya, melalui Keputusan Menteri Pertanian No. 237/Kpts/PK.400/M/3/2019. Zoonosis prioritas di Indonesia yaitu: Avian Influenza, Rabies, Anthraks, Brucellosis, Leptospirosis, Japanese B. Encephalitis, Bovine Tubercullosis, Salmonellosis, Schistosomiosis, Q Fever, Campylobacteriosis, Trichinellosis, Paratubercullosis, Toksoplasmosis, dan Cysticercosis/Taniasis.
Pada kesempatan itu, Kepala Pusvetma, Agung Suganda mengemukakan Vetmalance merupakan aplikasi pemasaran online berbasis android dan website untuk menjawab tantangan penyediaan vaksin hewan di tengah pandemik Covid-19.
“Soft launching telah dilakukan oleh Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan pada akhir tahun 2020 dan uji coba penggunaannya telah dimulai sejak Januari 2021" terang Agung.
Menurut Agung, saat ini penggunaan Vetmalance masih terbatas pada layanan penjualan, namun begitu aplikasi ini akan terus dikembangkan untuk layanan pengujian maupun layanan penunjang yang masih dilakukan secara konvensional.
Agung menegaskan Pusvetma dituntut untuk terus meningkatkan pelayanan yang prima dengan menghasilkan inovasi-inovasi layanan baru kepada semua pelanggannya. Untuk terus meningkatkan kepuasan pelanggan, Pusvetma telah melaksanakan 4 strategi utama, yaitu: 1) Penjaminan kualitas dan kuantitas produk; 2) Penjaminan kepastian harga yang kompetitif; 3) Branding dan promosi berbasis TI; dan 4) Pemasaran Daring sesuai kebutuhan dimasa Pandemi ini.
“Pelanggan Pusvetma saat ini masih didominasi yaitu sekitar 90% pelanggan dari instansi/dinas sedangkan sekitar 10% pelanggan swasta dan peternak langsung.’’terangnya.
Ia melanjutkan harapannya kedepan semakin banyak masyarakat tertarik dan menggunakan produk-produk unggulan Pusvetma dengan menggunakan aplikasi online baik Vetmalance maupun website Pusvetma sebagai bentuk cinta dan bangga pada produk anak negeri.
Ketua Umum PB PDHI sangat mengapresiasi dan mendukung inovasi dari Pusvetma ini. Inovasi ini membuktikan bahwa Negara hadir dalam usaha pencegahan dan pemberantasan penyakit Zoonosis di Indonesia karena pada masa pandemik seperti ini, masyarakat dapat terlayani dengan mengakses produk obat hewan untuk ternaknya
“Kami mengapresiasi Pusvetma dapat terus berinovasi untuk memasarkan produknya secara daring sehingga lebih mudah terjangkau oleh masyakarat” ujarnya.