Berita

Berita Kegiatan BBVF Pusvetma

Rapat Koordinasi Penanggulangan dan Pengendalian PMK

20-07-2022 | Pusvetma

berita

Surabaya (20/07/2022) Provinsi Jawa Timur merupakan lumbung ternak yang paling besar di Indonesian dan saat ini menjadi salah satu propinsi dengan kasus PMK yang tinggi. Menanggapi hal tersebut. dalam rapat koordinasi Pengendalian dan Penanggulangan PMK kali ini yang dilaksanakan di Pusat Veteriner Farma yang dilaksanakan pada tanggal 20 Juli 2022, Direktur Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, Dr. drh. Nuraini Zaenudin, M.Si., menegaskan perlunya intervensi yang cepat dan tepat untuk pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Jawa Timur. Salah satu strateginya adalah dengan penetapan target vaksinasi yang jelas dan optimalisasi pelaksanaan vaksinasi ataupun pengobatan ternak yang sakit. Saat ini 40% stok vaksin darurat didedikasikan untuk Jawa Timur dan diprioritaskan untuk diaplikasikan pada ternak yang masa hidupnya panjang dan produktifitasnya tinggi seperti sapi perah dan bibit dan selanjutnya diikuti sapi potong.
Prof. drh. Wiku Bakti Bawono Adisasmito, M.Sc., Ph.D,  mewakili Kepala BNPB menyampaikan dalam membantu Jawa Timur untuk pengendalian wabah PMK kita harus mempunyai 5S dan 1T yaitu Strategi, Struktur, Sistem, Skill, Speed dan Target. Maka strateginya dipastikan mulai level terkecil sampai yang terbesar secara preventif dan kuratif mulai dari biosecurity, pengobatan, vaksinasi sampai dengan pemotongan bersyarat.
Rapat Koordinasi juga dihadiri oleh Staf Khusus Menko Marves, Edo Mahendra, Asisten Deputi Investasi Bidang Jasa Kemenko Marves, Kepala BPBD Provinsi Jawa Timur, Kepala Dinas Peternakan Propinsi Jawa Timur, Dr. Marthen L. Mullik (Universitas Nusa Cendana), Perwakilan dari Polda Jawa Timur (Kombes Pol Asep I. Rosadi, MPA),  Perwakilan Pangdam V Brawijaya Perwakilan Pangdam V Brawijaya (Kasdam V/Brawijaya Brigjen TNI Piek Budyakto), Kepala Dinas Kabupaten/Kota yang membidangi fungsi peternakan dan kesehatan hewan di Provinsi Jawa Timur, serta Ketua KUD Susu di Malang Raya dan Pasuruan.
Pada Rakor tersebut, Kepala Pusat Veteriner Farma menyampaikan peran Pusvetma sebagai laboratorium referensi PMK nasional dengan langkah yang sudah ditempuh seperti pengujian sampel dari lapangan, isolasi, identifikasi dan karakterisasi virus lapangan serta progres pengembangan dan produksi vaksin  PMK. Pusvetma telah berhasil menentukan serotipe virus PMK di lapangan yang telah dianalisa bersama dengan BBVET Wates dan diverifikasi oleh Pirbright Institute sebagai Laboratoriun Referensi PMK dunia.

“Kita harus segera melakukan sosialisasi terbatas terkait hasil sequencing virus PMK dari lapangan dan melakukan komunikasi ke publik dengan Pusvetma sebagai official source serta mempercepat produksi vaksin dalam negeri” jelas Staf Khusus Menko Marves, Edo Mahendra.(wtu)