Berita

Berita Kegiatan BBVF Pusvetma

Bimbingan Teknis Managemen Pemeliharaan Ternak Kambing di Ponorogo

26-03-2023 | Pusvetma

berita

Sabtu-Minggu, 25-26 Maret 2023 Balai Besar Veteriner Farma Pusvetma (BBVF Pusvetma) melaksanakan kegiatan Bimbingan Teknis Manajemen Pemeliharaan Ternak Kambing di Hotel Latiban Kabupaten Ponorogo yang diikuti oleh petani/peternak di wilayah setempat.

Sambutan selamat datang disampaikan oleh Sekretaris Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Ponorogo Marjono, SP, MMA. Dalam sambutannya disampaikan bahwa tema bimtek manajemen pemeliharaan ternak kambing sangat tepat mengingat masih ada pemeliharaan ternak kambing belum optimal dan pemenuhan kebutuhan daging kambing sendiri saat ini belum swasembada. Hal ini menunjukkan masih kekurangan, sehingga dengan kekurangan ini bisa menjadi peluang bagi peternak. Beternak kambing yang baik itu perlu ilmu. Harapannya, selama mengikuti bimtek seluruh peserta bisa memanfaatkan waktu dengan baik, bisa menerima ilmu yang diberikan, dan setelahnya bisa ditindaklanjuti dan diterapkan di lapangan.

drh. Edy Budi Susila, M.Si, Kepala BBVF Pusvetma dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan bimtek ini terselenggara atas kerjasama yang baik antara Kementerian Pertanian dengan Komisi IV DPR RI, dengan adanya kolaborasi ini diharapkan memberi manfaat untuk semua pihak.

Daging kambing merupakan alternatif protein hewani asal hewan selain daging sapi dan menjadi komoditas  unggulan. Tingginya kebutuhan atau permintaan daging kambing di Indonesia diantaranya untuk wisata rasa atau kuliner serta kegiatan keagamaan. Harapannya narasumber bisa sharing informasi dan ilmu praktis yang bermanfaat, peserta dapat memanfaatkan ilmu yang diberikan, bisa mengaplikasikan dan menerapkan ilmu yang diperoleh, dan ternak lebih produktif dan sehat. Peningkatan kapasitas SDM peternakan diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan dapat memenuhi suplai kebutuhan protein hewani baik untuk kebutuhan lokal sendiri maupun luar daerah Ponorogo.

Pada kesempatan ini drh. Edy Budi Susila, M.Si, juga menyampaikan  peran BBVF Pusvetma sebagai UPT Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, satu-satunya di Indonesia yang memproduksi antigen dan antisera serta bahan biologis lain, juga sebagai laboratorium referens Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Indonesia. BBVF Pusvetma turut mendukung sistem kesehatan hewan nasional dan pemenuhan/konsumsi protein hewani.

Hadir memberikan arahan langsung dalam acara tersebut Drs. H. Ibnu Multazam, anggota Komisi IV DPR RI. Dalam arahannya disampaikan bahwa terkait dengan urusan ternak tentunya banyak pihak yang terlibat dari hulu sampai hilir, utamanya peran dari dinas yang membidangi fungsi peternakan di daerah, dan khususnya pihak-pihak yang menyediakan bibit unggul. Seiring dengan kemajuan teknologi saat ini, untuk meningkatkan populasi kambing bisa dilakukan Inseminasi Buatan (IB). Tersedianya petugas Inseminator di Kabupaten Ponorogo baik yang swadaya maupun ASN sebanyak 34 petugas memberikan peran yang strategis sehingga turut mendukung kemajuan peternakan khususnya di wiayah Kabupaten Ponorogo. Drs. H. Ibnu Multazam juga menyampaikan bahwa kesiapan beternak yang baik itu selain penyediaan bibit unggul, juga harus memperhatikan kesiapan kandang dan pakan. Harapannya seluruh peserta bimtek dapat menerima ilmu yang diberikan oleh narasumber dan setelahnya dapat menerapkan di lapangan.

Sasmoyo Yudhi Hantarno, S,Sos narasumber bimtek kali ini adalah seorang praktisi/peternak di Kabupaten Ponorogo. Menekankan kepada peternak bahwa memulai beternak kambing itu harus disesuaikan dengan tujuan beternak kambing itu sendiri, apakah untuk breeding, penggemukan, produksi susu maupun untuk tujuan diperjualbelikan. Persiapan memulai beternak kambing yang harus diperhatikan yaitu pakan, kandang dan ternak. Peternak juga harus memperhatikan manajemen reproduksi kambing agar kambing berkembang optimal.

Dengan terselenggarakannya Bimbingan Teknis Manajemen Pemeliharaan Ternak Kambing ini besar harapan dapat menambah wawasan peternak, ilmu yang diberikan dapat diterapkan di lapangan, dan dapat memberikan nilai manfaat yang lebih untuk meningkatkan kesejahteraan petani/peternak.