Bimtek Manajemen Peternakan dan Kesehatan Hewan di Hotel Grand Mansion Blitar
Blitar, 6/5/23 - Bimtek Manajemen Peternakan dan Kesehatan Hewan di Hotel Grand Mansion Blitar
Ir. Rodiyah selaku Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Blitar, dalam sambutanya menyampaikan terima kasih kepada Pusvetma dan Bapak IR. Hendro Hermono yang mau datang kembali untuk memberikan bimbingan dan bantuan kepada peternak di Kota Blitar. Seperti pada tahun 2022 ada 2 KWT yang telah mendapat bantuan ayam yaitu KWT Setia Abadi Kelurahan Klampok dan KWT Mekar Abadi Kelurahan Tanggung sebanyak 500 ekor untuk bisa dikembangkan dan membantu kesejahteraan peternak. Diharapkan kedepanya peternak bisa mendapatkan bantuan yang lebih besar lagi seperti misalnya kambing, sapi beserta sarpras nya.
Kota Blitar sebagai kota kecil tidak memiliki sumber daya alam yang berarti karena sebagian besar wilayahnya perkotaan. Tetapi selama ini masih bisa memenuhi kebutuhan pangan asal hewan untuk masyarakat dengangambaran potensi ternak di Kota Blitar meliputi populasi ternak ayam petelur 430.000, sapi potong 3942, sapi perah 303, kambing domba 3473, ayam buras 81.171.
Tahun 2022 peternak Kota Blitar juga turut merasakan kerugian yang besar karena wabah PMK. Dengan pencegahan melalui penutupan pasar hewan, pengobatan, penyemprotan kandang dan vaksinasi, penyakit PMK bisa teratasi dengan baik. Perlu diwaspadai juga baru-baru ini adalah penyakit LSD dengan prosentase kematian rendah akan tetapi sangat menular dan ternak semakin kurus sehingga harga jual nya jadi menurun.
Dalam sambutanya drh. Edy Budi Susila, M.Si menyampaikan Kota Blitar adalah wilayah yang subur untuk pertanian dan peternakan, sehingga memiliki potensi yang baik untuk bidang peternakan.
Peternakan adalah pilar dalam Ketahanan Pangan Nasional, dengan menjaga ketahanan pangan maka juga menjaga masa depan generasi bangsa. Salah satunya adalah program pengentasan Stunting, karena stunting berkaitan dengan bidang kita yaitu pemenuhan protein hewani yang berasal dari peternakan.
Terkait dengan peningkatan ketersediaan protein hewani yang aman, sehat, utuh dan halal, itu menjadi filosofi Pusvetma awal berdirinya berkaitan dengan pembebasan penyakit PMK yang ada di Indonesia dan bertugas melakukan penyelidikan, pengembangan dan pembebasan penyakit PMK, sehingga Indonesia bisa bebas PMK pada tahun 1986 dan baru diakui dunia pada tahun 1990.
Kementan sudah membuat peta jalan untuk pembebasan PMK tahun 2035. Kita punya target waktu mulai tahun 2022 – 2035 untuk bebas PMK, tentunya ini perlu peran peternak secara langsung, dari dinas maupun pembina wilayah dan juga Kementerian Pertanian untuk mempunyai tanggung jawab dalam berkolaborasi dan Bersama-sama mewujudkan peta jalan pembebasan PMK. Karena ini adalah penyakit yang strategis dan mempunyai dampak ekonomi yang sangat luas terutama berkaitan dengan produk yang kita konsumsi dan untuk eksport ke luar negeri.
Dalam sambutanya Ir. Hendro Hermono menyampaikan kalau di bidang peternakan ini yang perlu diperhatikan adalah budidaya dan pola makan ternak, kesehatan ternak, permodalan dan pemasaran hewan.
Permodalan saat ini menjadi masalah yang serius, salah satu contoh tentang masalah jagung. Dalam hal ini mulai penanaman, panen, pengeringan sampai penjualan sudah dikuasai oleh orang yang bermodal banyak, sehingga peternak mandiri sering tidak mendapatkan pasokan jagung. Untuk itu pemerintah berusaha membantu petani/peternak dalam pengadaan alat-alat teknologi (Alsintan) supaya petani/peternak bisa memenuhi kebutuhan akan pakan ternak dan mampu bersaing dengan pemodal besar.
Saat ini populasi sapi di Indonesia termasuk besar dibanding 50 tahun yang lalu, tetapi import akan daging juga besar, karena konsumsi akan daging sapi saat ini juga besar. Dengan banyaknya konsumsi pangan asal hewan akan membantu mensukseskan program pemerintah yaitu pencegahan Stunting.
Mudah-mudahan dengan adanya bimbingan dari Kementerian Pertanian akan dapat membantu dalam meningkatkan taraf hidup peternak.
Atas nama DPR RI Pak Endro mengucapkan terima kasih atas kerjasama nya yang baik antara masyarakat dan pemerintah sehingga bisa berjalan sesuai dengan program-program yang telah ditetapkan.
Narsum drh. Emi Nafisah menyampaikan materi tentang kebijakan pembiayaan pembangunan peternakan masyarakat. Secara garis besar disampaikan tentang prioritas utama pembiayaan untuk pembangunan peternakan dan kendala apa yg dihadapi dunia peternakan saat ini juga bagaimana mengatasinya