Berita

Berita Kegiatan BBVF Pusvetma

Public Hearing dan Public Awareness: Ditengah Merebaknya Penyakit Rabies dan Anthrax

26-09-2023 | Pusvetma

berita

Surabaya, 26 September 2023 –  Guna lebih memperkenalkan Balai Besar Veteriner Farma Pusvetma yang lebih dikenal dengan BLU Pusvetma dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya dan dampak dari penyakit zoonosis, telah digelar Public Hearing dan Public Awareness "Ditengah Merebaknya Penyakit Rabies dan Anthraks”. Bertempat di ruang Waworoentoe  Pusvetma, acara dikemas dalam dua sesi yaitu sesi Public Hearing KIE sebagai Wujud Pelayanan Public yang Efektif dan sesi Public Awareness di Tengah Merebaknya Penyakit Rabies dan Anthraks.

Penyakit Rabies dan Anthraks adalah dua diantara 15 penyakit zoonosis prioritas. Dua penyakit ini masih menjadi ancaman serius bagi kesehatan hewan dan manusia karena dapat menyebabkan kematian. Di Indonesia penyakit Rabies telah menyebar di beberapa provisnsi, dimana 26 provinsi (68,4%) merupakan provinsi tertular Rabies dan 12 provinsi (37,6%) merupakan provinsi bebas Rabies. Provinsi Jawa Timur merupakan daerah bebas Rabies dengan vaksinasi hingga saat ini. Penyakit Anthraks merupakan penyakit zoonosis yang sampai belum dapat diberantas tetapi dapat dikendalikan.

Munculnya kasus baru gigitan HPR dan kasus penyakit Anthraks pada manusia membutuhkan perhatian dan tindak lanjut bersama dalam pengendalian dan penanggulangannya, diantaranya dengan vaksinasi, kolaborasi lintas sektoral, dukungan regulasi dan anggaran, pengaturan lalu lintas hewan/ternak, dan tidak kalah penting adalah KIE.

Sejalan dengan ini Sekretaris Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan hewan, drh. Makmun, M.Sc sangat mendukung dan mendorong kegiatan Public Hearing dan Public Awarness seperti ini. “Pentingnya informasi tersampaikan kepada khalayak umum sehingga masarakat “aware” dan seluruh komponen dapat saling berkolaborasi dan bekerjasama untuk mencapai tujuan untuk kemaslahatan” ujarnya .

Rabies dan anthrax adalah dua diantara 15 penyakit zoonosis prioritas. Dua penyakit ini masih menjadi ancaman serius bagi kesehatan hewan dan masyarakat di Indonesia, karena dapat menyebabkan kematian. Penyakit anthrax merupakan penyakit endemis yang sulit diberantas tetapi dapat dikendalikan.

Sebagai penyampai narasumber pertama, direktur kesehatan masyarakat veteriner, drh. Syamsul Ma’arif , M.Si menuturkan masyarakat perlu diberi pengetahuan/ pendidikan sejak usia dini  mengenai penyakit hewan yang dapat menular kepada manusia (zoonosis).

Perbincangan (talkshow) berlanjut dengan narasumber-narasumber berikutnya yakni, Ir. Indyah Aryani, MM., Kepala Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur, drg. Sulvy Dwi Anggraini, M.Kes dari Dinas Kesehatan Provinsi Jatim serta Sekretaris DKPP Kota Surabaya, Kandrhi Budiarti.

Kepala BLU Pusvetma drh. Edy Budi Sosila, M.Si., sebagai penyelenggara kegiatan menyampaikan “Acara ini juga bertujuan untuk mendorong kolaborasi lintas sektoral dalam upaya pemberantasan penyakit zoonosis. Pusvetma sebagai produsen vaksin Antraks, Anthravet, dan vaksin Rabies, Neo Rabivet, siap mendukung progcegahan, penendalian dan pemberantasan penyakit tersebut”. 

Berkaitan dengan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) sebagai wujud pelayanan publik yang efektif dengan 3 narasumber yaitu Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementerian Pertanian, Kuntoro Boga Andri, SP, M.Agr, Ph.D; Dewan Pengawas BLU Pusvetma dari Unsur Kementerian Keuangan,  Asri Isbandiyah Hadi, SE., Ak. dan Kepala Keasistenan Pemeriksaan Ombudsman RI Jawa Timur, Triyoga Muhtar Habibi.

“Sebagai penyelenggara layanan, kita harus menyampaikan informasi semasif mungkin karena masyarakat berhak mengetahui informasi tersebut dari kita. “Perlu kita gaungkan ke masyarakat bahwa Pusvetma sebagai UPT pada Direktorat Jenderal PKH telah melakukan respon cepat dalam identifikasi virus Penyakit Mulut dan Kuku di lapangan. BLU Pusvetma turut serta dalam memberikan informasi serta merta terkait kondisi PMK yang dapat diakses langsung boleh masyarakat luas” ujar Kuntoro Boga.

Asri Isbandiyah Hadi menyampaikan menyampaikan adanya tarif layanan dari Pusvetma sebagai BLU yang telah ditetapkan oleh Menteri Keuangan dengan memperhatikan 4 aspek yaitu kontinuitas dan pengembangan layanan, daya beli masyarakat, keadilan dan kepatutan dan kompetisi yang sehat.

Antusiasme peserta sangat terlihat baik peserta yang hadir secara online maupun hadir offline. Diharapkan  dengan terselenggaranya kegiatan ini masyarakat semakin memahami pengetahuan dan peduli terhadap pentingnya Tindakan preventif terhadap penyakit zoonosis khususnya penyakit Rabies dan Anthraks.