Pusvetma Bersama FAO dan Pirbright Institute UK. Menyelenggarakan Workshop Diagnosis Virus PMK untuk Peningkatan Kompetensi SDM Jejaring Lab Veteriner Indonesia
Surabaya (8/2/2024) - Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kementerian Pertanian melalui Balai Besar Veteriner Farma (BBVF) Pusvetma menggelar Pelatihan Workshop Diagnosis Virus PMK dengan narasumber langsung dari Pirbright Institute, United Kingdom. Workshop berlangsung pada tanggal (5-8/2024) di Pusvetma, Surabaya, Jawa Timur.
Pelatihan itu diselenggarakan bersama FAO ECTAD Indonesia bekerjasama dengan World Reference Laboratory for Foot and Mouth Disease (WRLFMD) The Pirbright Institute dalam rangka peningkatan kemampuan teknis laboratorium, harmonisasi pengujian diagnostik dan mendukung peran Laboratorium Rujukan Nasional PMK, dalam hal ini BBVF Pusvetma.
Kepala Balai Besar Veteriner Farma Pusvetma, drh. Edy Budi Susila, M.Si menyampaikan pelatihan ini diharapkan mampu meningkatkan kompetensi dan kapasitas SDM untuk melaksanakan uji terkait PMK baik itu uji PCR, uji elisa maupun uji sequensing.
"Sehingga harapan Indonesia kembali bebas PMK sesuai roadmap pembebasan PMK di Indonesia yaitu tahun 2035 dapat terwujud," kata Edy dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis (8/2/2024)
Edy mengungkapkan Pusvetma sebagai lab referen PMK pada tahun 2023 telah melaksanakan pengujian sebanyak 10.854 sampel, baik sampel dari hewan (serum/plasma/swab) atau produk olahan asal hewan (sosis, susu, nuget, es krim, dll), dan telah melaksanakan surveilan pada wilayah bebas dan profiling pada wilayah tertular yang dilaksanakan vaksinasi.
Dalam rangka pengujian diagnostik PMK, tambahnya, Pusvetma memiliki fasilitas uji BSL 2 yang telah digunakan untuk menguji virus PMK sejak program pembebasan PMK tahun 80-an dan kemudian menjadi negara bebas PMK selama hampir 30 tahun dan sampai kini Indnesia tertular kembali.
"Pengujian PMK di Pusvetma telah terakreditasi 17025 2017, dan telah diterapkan SOP yang masuk ke dalam lingkungan laboratorium uji," ujarnya.
Sementara itu, Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Harvick Hasnul Qolbi mengapresiasi pelaksanaan workshop tersebut. Diharapkan dari pelatihan ini, para staf teknis laboratorium kesehatan hewan dapat melakukan pengujian
diagnostik Virus PMK (FMDV), baik serologis maupun molekuler, serta dapat membentuk tim ahli laboratorium
Indonesia sebagai Training of Trainer (ToT) diagnostik FMDV Pengujian laboratorium.
"Semoga dengan kecakapan tenaga kesehatan hewan dalam mendiagnosa virus PMK dengan hasil yang tepat dan akurat dapat membantu pemerintah untuk mendapatkan langkah strategis yang dapat diambil untuk mempercepat pemberantasan PMK di wilayah tertular, sehingga menambah daftar wilayah bebas menuju Indonesia bebas PMK," harap Wamentan Harvick.
Sebagai informasi, acara workshop teknis ini dilaksanakan di fasilitas Lab BSL2 untuk uji PMK Pusvetma dengan praktek diagnosis virus PMK, Uji ELISA, PCR dan Sequensing yang dilanjutkan dengan diskusi secara offline dan online di ruang meeting berlangsung sangat interaktif serta komunikatif.